Sabtu, 18 September 2010

Pemahaman Masalah Data Kemiskinan

Pemahaman Masalah Data "Kemiskinan"

Mengapa Mengukur Kemiskinan ?
• Tujuan Pembangunan àkesejahteraan masyarakat (bebas dari kemiskinan)
• Masalah kemiskinan à salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun;
• Salah satu aspek penting untuk mendukung Strategi Penanggulangan Kemiskinan à tersedianya data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran;
• Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk:
– Mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan;
– Membandingkan kemiskinan antar waktu, antar daerah;
– Menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki posisi mereka;

Komitmen Nasional dan Global

• 3 jalur strategi pemerintah
– Pertumbuhan ekonomi
– Penciptaan kesempatan kerja
– Pengurangan kemiskinan
• Millennium Development Goals, Tujuan # 1
– Pengurangan kemiskinan dan kelaparan dengan target: pengurangan setengah selama 25 tahun sejak 1990
– Indikator Pemantauan: (1) % penduduk miskin, (2) poverty gap, (3) % balita gizi kurang, (4) % penduduk dengan calori intake < 2.100 kkal per hari

KONSEP KEMISKINAN MAKRO
Konsep yang dipakai BPS dan juga beberapa negara lain adalah kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach)
“Kemiskinan dipandang sebagai ketidak-mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran)”

Pengukuran Kemiskinan
• Kemiskinan absolut
– Menyatakan jumlah dan persentase penduduk miskin
– Garis kemiskinan: kebutuhan dasar makanan dan makanan
– Ukuran: Head Count Ratio, Poverty Gap, Severity Index
– penduduk dengan pengeluaran di bawah garis kemiskinan
– GK: jumlah rupiah dibutuhkan untuk membayar kebutuhan pokok minimal, makanan (2.100 kkal/hari) + kebutuhan non-makanan esensial (perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan, dll) sebulan
• Kemiskinan relatif
– Akses pada faktor produksi
– Pengangguran
– Akses pada pelayanan dasar
• Kemiskinan kronik dan transient
– Kronik: poorest of the poor
– Transient: kelompok masyarakat yang rentan terhadap kebijakan yang menyebabkan kenaikan biaya hidup
• Garis Kemiskinan
– Pengeluaran rata-rata reference population untuk keranjang komoditas (makanan dan bukan makanan)
– GK Makanan: harga dari 2100 × harga per kkal makanan
– GK non-Makanan

Metode Penghitungan Garis Kemiskinan
Komponen garis kemiskinan:
GK = GKM + GKNM
dimana:
GK = Garis Kemiskinan
GKM = Garis Kemiskinan Makanan
GKNM = Garis Kemiskinan Non Makanan
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan.
SUMBER DATA
SUSENAS MODUL KONSUMSI
– Setiap 3 tahun sampel ± 65.000 rumahtangga
– Sejak 2003: setiap tahun panel dengan sampel ± 10.000 rumahtangga
– Mulai 2007: setiap tahun panel dengan sampel ± 68.000 rumahtangga
– Mengumpulkan data pengeluaran dan konsumsi dari > 200 komoditi makanan dan > 100 komoditi non-makanan
– Komoditi makanan dapat dikonversi ke kalori
– Diperoleh pengeluaran/konsumsi rumah tangga dan per kapita
– Sampel 68.000 RT untuk memperoleh estimate angka provinsi
– Sampel 10.000 RT untuk memperoleh estimate angka nasional
SUSENAS KOR
– Setiap tahun dengan sampel > 275.000 rumahtangga
– Kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, konsumsi/pengeluaran
– Bisa diperoleh estimate angka kabupaten

Komoditi untuk penghitungan
Garis Kemiskinan Makanan




Komoditi untuk penghitungan
Garis Kemiskinan Non-Makanan





INDIKATOR KEMISKINAN
1. Headcount Index: mengukur persentase penduduk miskin terhadap total penduduk
2. Indeks Kedalaman Kemiskinan/ Poverty Gap Index: merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin thd garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.
3. Indeks Keparahan Kemiskinan/ Poverty Severity Index: semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin
Ukuran tingkat kemiskinan:
Formula Foster –Greer- Thorbecke [FGT]

INSIDEN KEMISKINAN:
beberapa kriteria dan masalah

Beberapa Kriteria Miskin Garis Kemiskinan



Keterbatasan Data Kemiskinan Makro
 Hanya dapat menghasilkan angka perkiraan jumlah dan persentase penduduk miskin namun tidak dapat menunjukkan siapa dan dimana lokasi penduduk miskin
 Diatas kertas bisa dihitung dengan mudah, di lapangan perbedaan antara miskin dan hampir miskin tidak terlihat nyata


SOLUSI ??



Rumah Tangga Sasaran
“Rumah Tangga Miskin : seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur”.
Kecenderungan yang terjadi: Rumah tangga dipecah menjadi beberapa keluarga

Siapa Yang Miskin ??
“Tidak kaya bukan berarti Miskin”

Variabel Pengukuran RTS
1. Luas lantai tempat tinggal
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal
3. Jenis dinding bangunan tempat tinggal
4. Fasilitas tempat BAB
5. Sumber air minum
6. Sumber penerangan utama
7. Bahan bakar utama untuk memasak
8. Frekuensi mengkonsummsi daging/ayam/susu dlm seminggu
9. Frekuensi makan dalam sehari
10. Frekeuensi membeli pakaian/tahun
11. Kemapuan berobat ke puskesmas/poliklinik
12. Kepemilikan barang berharga/asset (Tabungan, Emas, TV, Ternak, Motor)
13. Akses kredit usaha (UKM/UMKM)
14. Status kepemilikan tempat tinggal
15. Jenis atap bangunan tempat tinggal
16. Luas lahan pertanian yang diusahakan
17. Apakah pernah berhutang untuk kebutuhan sehari-hari
18. Kepada siapa berhutang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar