Minggu, 24 April 2011

Sirusa Online

Media penjembatan antara data statistik dan penggunanya
http://sirusa.bps.go.id/

Sabtu, 23 April 2011

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)


A.   Umum
Data ketenagakerjaan yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui sensus dan survei antara lain: Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) dan Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS). Dari survei-survei tersebut, hanya Sakernas yang dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan antar periode pencacahan.
Kegiatan pengumpulan data ketenagakerjaan pertama kali dilaksanakan tahun 1976. Sampai dengan saat ini, Sakernas mengalami berbagai perubahan baik dalam periode pencacahan maupun cakupan sampel wilayah dan rumah tangga. Tahun 1986 sampai dengan 1993 Sakernas dilaksanakan secara triwulanan, tahun 1994 sampai dengan 2001 secara tahunan setiap bulan Agustus, sedangkan tahun 2002 sampai dengan 2004 selain secara tahunan juga dilaksanakan secara triwulanan. Mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 Sakernas dilakukan secara semesteran. 
Dengan semakin mendesaknya tuntutan data ketenagakerjaan baik variasi, kontinuitas, kemutakhiran dan peningkatkan akurasi data yang dihasilkan maka pengumpulan data Sakernas mulai tahun 2011 dilakukan kembali secara triwulanan yaitu; bulan Februari 2011 (Triwulan I), Mei 2011 (Triwulan II), Agustus 2011 (Triwulan III),  dan November 2011 (Triwulan IV) yang penyajian data dirancang sampai tingkat provinsi. Pelaksanaan Sakernas Triwulan III (bulan Agustus) selain sampel triwulanan juga terdapat sampel tambahan, untuk kepentingan angka tahunan sebagai estimasi penyajian data sampai tingkat kabupaten/kota.
B.   Tujuan
Secara umum, tujuan pengumpulan data melalui Sakernas Triwulanan 2011 adalah menyediakan data pokok ketenagakerjaan yang berkesinambungan setiap triwulan. Secara khusus, untuk memperoleh informasi data jumlah penduduk yang bekerja, pengangguran dan penduduk yang pernah berhenti/pindah bekerja serta perkembangannya di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional.   

C.  Data yang Dikumpulkan
Dari setiap rumah tangga terpilih dikumpulkan keterangan mengenai keadaan umum setiap anggota rumah tangga yang mencakup nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, dan umur. Khusus untuk anggota rumah tangga yang berumur 10 tahun ke atas akan ditanyakan keterangan mengenai status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pengangguran dan pengalaman kerja.


Pendekatan teori ketenagakerjaan yang digunakan dalam Sakernas 2011 adalah Konsep Dasar Angkatan Kerja (Standard Labor Force Concept), seperti pada diagram dibawah ini:
Penduduk dikelompokkan menjadi penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja dibedakan atas dua kelompok, angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pengukurannya didasarkan pada periode rujukan (time reference), yaitu kegiatan yang dilakukan selama seminggu yang lalu sehari sebelum pencacahan.
Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan pengangguran. Sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang pada periode rujukan tidak mempunyai/melakukan aktivitas ekonomi, baik karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya (olahraga, kursus, piknik, dan kegiatan sosial (berorganisasi, kerja bakti).
Yang dimaksud dengan bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji/pendapatan termasuk semua  tunjangan dan bonus bagi pekerja/karyawan/ pegawai dan hasil usaha berupa sewa, bunga atau keuntungan, baik berupa uang atau barang  bagi pengusaha. Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak aktif bekerja, misal karena sakit, cuti, menunggu panen, mogok kerja, tugas belajar  dan sejenisnya.
Pengangguran meliputi penduduk yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus asa), atau sudah diterima bekerja, tetapi belum mulai bekerja. Yang dimaksud mencari pekerjaan adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh pekerjaan pada suatu periode rujukan. Mempersiapkan usaha baru adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha yang ‘baru’, yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas resiko sendiri, baik dengan atau tanpa mempekerjakan buruh/karyawan/pegawai dibayar maupun tak dibayar. Mempersiapkan suatu usaha yang dimaksud adalah apabila ‘tindakannya nyata’ seperti mengumpulkan modal atau perlengkapan/alat, mencari lokasi/tempat, mengurus surat ijin usaha dan sebagainya, telah/sedang dilakukan. Merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa) adalah alasan bagi mereka yang berkali-kali mencari pekerjaan tetapi tidak berhasil mendapatkan pekerjaan sehingga ia merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan yang diinginkan. Atau mereka yang merasa karena keadaan situasi/kondisi/iklim/musim menyebabkan tidak mungkin mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Sudah diterima bekerja, tetapi belum mulai bekerja adalah alasan bagi mereka tidak mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha karena sudah diterima bekerja, tapi pada saat pencacahan belum mulai bekerja.

Survey Sosial Ekonomi (Susenas)


Jenis data yang dikumpulkan dengan kuesioner Kor (VSEN11.K) mencangkup:
a.        Keterangan umum anggota rumah tangga (anggota ruta) yaitu nama, hubungan dengan kepala rumah tangga (kepala ruta), jenis kelamin, umur, status perkawinan; Keterangan anggota rumah tangga yang menjadi korban kejahatan; Keterangan anggota rumah tangga yang melakukan perjalanan; Keterangan akte kelahiran; dan Keterangan anggota rumah tangga yang mengikuti pendidikan pra sekolah;
b.        Keterangan tempat lahir, tempat tinggal 5 tahun yang lalu dan keberadaan ibu kandung di dalam rumah tangga.
c.        Keterangan tentang kesehatan antara lain mencakup keadaan kesehatan penduduk dan kesehatan balita;
d.        Keterangan pendidikan anggota rumah tangga 5 tahun ke atas dan akses terhadap internet.
e.        Keterangan kegiatan ketenagakerjaan anggota rumah tangga 10 tahun ke atas;
f.         Keterangan fertilitas untuk wanita pernah kawin dan cara pencegahan kehamilan untuk wanita berstatus kawin;
g.        Keterangan perumahan antara lain mencakup penguasaan tempat tinggal, luas lantai, sumber air minum, fasilitas tempat buang air besar, dan sebagainya;
h.        Keterangan sosial ekonomi lainnya, antara lain mencakup pemanfaatan fasilitas program pengentasan kemiskinan (pelayanan kesehatan gratis, raskin, kartu sehat, pemanfaatan fasilitas kredit), serta asset dan jaminan rumah tangga;
i.          Keterangan teknologi komunikasi dan informasi mencakup penguasaan telepon rumah, telepon seluler (HP), jumlah nomor HP dan penguasaan komputer;

Jenis data yang dikumpulkan dengan kuesioner Modul Konsumsi (VSEN11.M) mencakup:
a.        Keterangan tentang kuantitas dan nilai konsumsi makanan, minuman, dan tembakau baik dari pembelian maupun produksi sendiri atau pemberian. Konsumsi makanan, minuman dan tembakau mencakup 215 komoditi yang terbagi ke dalam 14 kelompok;
b.        Keterangan tentang pengeluaran rumah tangga untuk barang­barang bukan makanan, mencakup kelompok perumahan dan fasilitas rumah tangga, aneka barang dan jasa, pakaian, alas kaki dan tutup kepala, barang tahan lama, pajak, pungutan, dan asuransi, serta pengeluaran untuk keperluan pesta dan upacara. Konsumsi bukan makanan meliputi 108 rincian yang terbagi atas 6 kelompok.


Statistik yang dihasilkan dari Susenas 2011 antara lain adalah statistik/indikator kesejahteraan rakyat, pola konsumsi masyarakat, dan pengeluaran rumah tangga.
1.        Statistik/Indikator Kesejahteraan Rakyat (Kesra)
Statistik/Indikator Kesra yang dapat disusun dari hasil pengumpulan data kor, antara lain adalah Angka Partisipasi Sekolah, Rata­rata Lama Sekolah, Angka Melek Huruf (bidang pendidikan), Angka Kesakitan (bidang kesehatan), Rata­rata Umur Perkawinan Pertama, Angka Partisipasi KB (bidang fertilitas), Rata­rata Luas Hunian Rumah per­kapita, Persentase Penggunaan Air Bersih (bidang perumahan), dan lain­lain.
2.        Konsumsi dan Pengeluaran
Statistik yang dapat disusun dari pengumpulan data modul konsumsi, antara lain rata­rata pengeluaran penduduk yang dirinci menurut jenis makanan dan bukan makanan, rata­rata konsumsi penduduk yang dirinci menurut jenis makanan, rata­rata konsumsi kalori dan protein, angka gini ratio, publikasi jumlah penduduk miskin berjudul Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan serta Data dan Informasi Kemiskinan oleh Subdit Statistik Kerawanan Sosial, Direktorat Statistik Ketahanan Sosial.
3.        Lainnya

Pendataan Potensi Desa 2011


Implementasi kebijakan dan program pembangunan nasional dan daerah perlu didukung oleh ketersediaan data dan informasi kewilayahan (spasial) yang melengkapi data dan informasi sektoral yang telah ada. Data dan informasi tentang potensi spesifik yang dimiliki oleh semua wilayah hingga tingkat terkecil (small areas) merupakan bahan yang penting bagi perencanaan, implementasi, pengendalian, dan evaluasi pembangunan daerah secara umum atau bahkan secara spesifik menurut wilayah tertentu.
Data hasil pendataan Potensi Desa (Podes) hingga saat ini merupakan satu-satunya sumber data tematik berbasis wilayah yang mampu menggambarkan potensi suatu wilayah setingkat desa di seluruh Indonesia. Data Podes tersebut dapat diolah sehingga dihasilkan informasi penting berbasis wilayah untuk berbagai keperluan oleh berbagai pihak yang membutuhkan. Sebagai contoh, data Podes digunakan untuk mengidentifikasi desa yang masih diklasifikasikan sebagai desa tertinggal dan diduga sebagai wilayah yang dihuni oleh penduduk miskin. Sejalan dengan waktu, kebutuhan terhadap data dan informasi kewilayahan hingga wilayah terkecil dirasakan semakin beragam dan mendesak untuk bisa dipenuhi.
Pendataan Podes telah dilaksanakan sejak tahun 1980 bersamaan dengan penyelenggaraan Sensus Penduduk 1980. Pengumpulan data Podes dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dalam kurun waktu 10 tahun, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Sensus Penduduk, Sensus Pertanian, dan Sensus Ekonomi. Namun demikian sejak tahun 2008, pendataan Podes dilaksanakan secara independen dari rangkaian kegiatan sensus. Kuesioner yang digunakan juga sebanyak 3 (tiga) jenis, yaitu kuesioner desa, kuesioner kecamatan, dan kuesioner kabupaten/kota. Hal ini dilakukan demi menjaga akurasi dan kelengkapan data.
Pada tahun 2011 ini, Podes tidak terkait dengan manajemen pelaksanaan Sensus Pertanian 2013. Namun demikian kuesioner yang digunakan dilengkapi beberapa pertanyaan terkait pertanian yang bertujuan untuk membantu kelancaran pelaksanaan Sensus Pertanian.  Selain itu pendataan Podes kali ini sedikit berbeda dengan pendataan Podes sebelumnya karena Podes 2011 diintegrasikan dengan Sensus Infrastruktur Desa. Dengan dukungan dana dari Bank Dunia, Sensus Infrastruktur Desa dilaksanakan untuk mengumpulkan data kualitas infrastruktur fasilitas kesehatan dan pendidikan negeri yang ada di desa. Fasilitas kesehatan yang didata adalah Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes, dan Posyandu. Fasilitas pendidikan yang  didata adalah semua sekolah negeri SD/sederajat, SMP/sederajat, dan SMU/sederajat.
http://www.4shared.com/dir/q0kdleVb/Pendataan_Potensi_Desa_2011.html 

Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau

 
PSPK2011 dilakukan dalam rangka Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) 2014, yang dipandang sangat mendesak, karena membutuhkan data yang akurat tentang populasi dasar (Po) sapi potong yang selama ini banyak diragukan oleh berbagai pihak. Pendataan yang selama ini dilakukan hanya didasarkan pada registrasi (pelaporan) dari tingkat Kabupaten/Kota sehingga lebih banyak bersifat estimasi.

Oleh karena itu kegiatan PSPK2011 akan dilakukan dengan metoda sensus yang melibatkan Badan Pusat Statistik sebagai pelaksana swakelola yang dikuasakan. Apabila data (Po) tersebut telah diperoleh akan mempermudah dalam penyusunan kebijaksanaan selanjutnya dalam Program Swasembada Daging Sapi khususnya yang menyangkut keberkelanjutan program sampai tahun 2014 sebagaimana tertuang dalam Nota Kesepahaman (MOU) antara BPS dan Kementerian Pertanian.

Secara umum tujuan PSPK2011 adalah sebagai dukungan utama untuk Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) 2014. Adapun secara khusus tujuannya adalah sebagai berikut :
1)    Memperoleh data populasi dasar (Po) untuk ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau tahun 2011 dengan metode sensus.
2)    Memperoleh komposisi populasi ternak sapi potong menurut umur, jenis kelamin dan rumpun ternak, khusus untuk sapi perah dan kerbau hanya jantan dan betina.
3)    Mengetahui posisi stok ternak dalam negeri dalam rangka pencapaian program PSDS 2014 untuk mengurangi impor sapi bakalan dan daging sapi.
4)    Melakukan pendataan lengkap terhadap seluruh rumah tangga atau unit usaha yang melakukan pemeliharaan sapi potong maupun kerbau
5)    Membangun data-base (by name, by address) peternak sapi potong yang lengkap, akurat dan mutakhir sebagai dasar pemeliharaan data pada tahun-tahun berikutnya.

Pemeliharaan ternak sapi yang dicakup adalah pemelihara ternak sapi yang dilakukan oleh  rumah tangga dan perusahaan yang ber-Badan Hukum, dengan tujuan untuk usaha, perdagangan, dan lainnya.

Data yang dikumpulkan mencakup:
a.       Nama dan alamat rumah tangga pemelihara ternak, pedagang dan perusahaan peternakan.
b.       Jumlah ternak menurut jenis kelamin, umur, dan rumpun,
c.        Cara pemeliharaan, status kepemilikan ternak, mutasi ternak, dan Inseminasi Buatan

Metode pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.       Pendataan Langsung
Pendataan Langsung diterapkan pada desa-desa dimana dari hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010) diketahui ada rumah tangga dengan lapangan usaha utamanya di sektor pertanian dan hasil Sensus Pertanian 2003 (ST03) menunjukkan ada rumah tangga peternak sapi potong, sapi perah, dan kerbau.
b.  Penyisiran (snowbowling)
Penyisiran dilakukan pada desa-desa dimana dari hasil SP2010 diketahui tidak ada rumah tangga yang lapangan usaha utamanya di sektor pertanian dan hasil ST03 menunjukkan tidak ada rumah tangga peternak sapi potong, sapi perah, dan kerbau atau wilayah yang non konsentrasi pertanian.

http://www.4shared.com/dir/5z27Ct91/Pendataan_Sapi_Potong_Sapi_Per.html

Kabupaten Kapuas dalam Angka 2009

Kabupaten Kapuas dalam Angka 2007